Dari kabar berita INILAH.COM saya membaca bahwa,
Jakarta - Anak-anak dengan gangguan spektrum autis cenderung tidak tertular menguap lebar saat melihat orang lain menguap.
Menguap adalah jenis 'emosional menular', respon tak sadar yang mencerminkan pengakuan tentang bagaimana orang lain rasakan.
"Dan tanpa sadar mereka meniru perilaku orang tua dan orang lain yang merupakan langkah penting dalam perkembangan sosial dan emosional sang anak," kata penulis utama studi Molly Helt, seorang calon doktor di University of Connecticut.
Helt menjelaskan, anak-anak autistik kurang meniru, sehingga menempatkan mereka pada posisi kurang menguntungkan ketika datang untuk belajar empati dan ketrampilan sosial lainnya.
Sebagai contoh, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ketika seseorang melihat orang lain tersenyum, mereka secara halus tersenyum juga. Gerakan otot-otot wajah menyentak mekanisme umpan balik ke gigi, dan mengangkat mood.
"'Penularan Emosional' berarti saya mendapatkan pengalaman sedikit emosi yang Anda alami," kata Helt. "Itu menimbulkan intuisi, empati dan keterampilan sosial yang baik. Kenyataan bahwa anak-anak autistik tidak menguap adalah suatu sinyal ikatan sosial dasar yang terbentuk pada bayi dan anak-anak, ternyata tidak terbentuk pada anak autis."
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Child Development, edisi September-Oktober
Dalam satu percobaan, peneliti mengamati 120 anak yang berkembang dengan usia 1-6 tahun. Mereka mendengarkan cerita selama 12 menit. Si pendongeng menguap empat kali selama membaca.
Anak-anak mulai 'tertular menguap', atau menguap dalam waktu 90 detik setelah pendongeng menguap. Sekitar 35% dari anak usia empat tahun dan 40% anak-anak usia 5-6-tahun menguap setelah melihat menguap pendongeng. Juga 5% pada anak berusia dua tahun, dan 10% pada anak usia tiga tahun menguap. Sedangkan anak berusia satu tahun tidak tertular menguap.
Dalam percobaan kedua, para peneliti mengamati 28 anak-anak usia 6-15 dengan gangguan spektrum autisme, dan 63 anak tanpa autisme yang cocok untuk usia atau perkembangan mental. Sekali lagi, si pendongeng menguap empat kali.
Hanya sekitar 11% dari anak-anak dengan gangguan spektrum autisme menguap setelah pendongeng menguap, dibandingkan dengan 43% dari biasanya anak-anak dengan usia sedang berkembang.
Anak-anak dengan gangguan autis, bentuk yang lebih parah dari sindrom, tidak satu pun tertular menguap. Sementara sekitar 23% dari anak-anak dengan gangguan perkembangan - bentuk ringan dari autis - tertular menguap.
Dalam penelitian kedua dalam jurnal edisi yang sama, peneliti dari Institut Pendidikan di London menemukan bahwa pemikiran dan keterampilan persepsi anak-anak dengan gangguan spektrum autisme dapat bervariasi secara substansial antara anak-anak individual, dan dapat meningkatkan dari waktu ke waktu.
Para peneliti menilai kemampuan dari 37 anak-anak dengan gangguan spektrum autis dan 31 anak anak-anak di usia 5-6 tahun. Penelitian berlanjut tiga tahun kemudian. Studi ini menemukan bahwa tidak semua anak memiliki tingkat kelemahan yang sama di daerah masing-masing, dan setelah tiga tahun banyak menunjukkan tanda perbaikan.
Sebagian besar anak lebih mampu memahami pikiran dan perasaan orang lain, dan memiliki kemampuan lebih baik untuk mengatur dan mengendalikan perilaku mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar