Ringkasan Buku Jodoh Terakhir :
"Minggu depan kamu
harus menikah! Kalau tidak, kamu boleh angkat kaki dari rumah ini!"
Neyna terkejut setengah mati ketika Bapak mengultimatumnya seperti itu. Umurnya memang sudah kepala empat dan status masih lajang, tapi itu kan nggak berarti kiamat! Namun entah kenapa hari-hari ini seolah seluruh dunia berkonspirasi melawannya hanya karena statusnya. Mulai dari dianggap aib keluarga, dikejar mantan pacar yang sudah menikah, sampai dituduh mengganggu rumah tangga orang! Uhhh.
Neyna percaya jodoh ada di tangan Tuhan. Tadinya ia mau menolak perjodohan yang disodorkan begitu saja ke hadapannya. Namun ia kemudian sadar, orangtuanya hanya bermaksud baik. Dan mungkin, mungkin, sudah saatnya ia patuh pada keinginan orangtuanya demi membahagiakan mereka.
Tapi siapa sih sebetulnya laki-laki misterius yang berniat menikahinya? Kenapa Bapak dan Ibu begitu percaya pada ketulusan laki-laki ini tapi tidak mau memberitahukan jati diri laki-laki itu padanya? Hmm... Asli, Neyna betul-betul penasaran!
Neyna terkejut setengah mati ketika Bapak mengultimatumnya seperti itu. Umurnya memang sudah kepala empat dan status masih lajang, tapi itu kan nggak berarti kiamat! Namun entah kenapa hari-hari ini seolah seluruh dunia berkonspirasi melawannya hanya karena statusnya. Mulai dari dianggap aib keluarga, dikejar mantan pacar yang sudah menikah, sampai dituduh mengganggu rumah tangga orang! Uhhh.
Neyna percaya jodoh ada di tangan Tuhan. Tadinya ia mau menolak perjodohan yang disodorkan begitu saja ke hadapannya. Namun ia kemudian sadar, orangtuanya hanya bermaksud baik. Dan mungkin, mungkin, sudah saatnya ia patuh pada keinginan orangtuanya demi membahagiakan mereka.
Tapi siapa sih sebetulnya laki-laki misterius yang berniat menikahinya? Kenapa Bapak dan Ibu begitu percaya pada ketulusan laki-laki ini tapi tidak mau memberitahukan jati diri laki-laki itu padanya? Hmm... Asli, Neyna betul-betul penasaran!
Cover
“….Seandainya saya laki-laki,
berumur empat puluh tahun, belum menikah, apa Bapak juga akan seheboh ini untuk
terus-terusan mencarikan jodoh? Mungkin punya anak perempuan yang disebut
perawan tua lebih terasa sebagai aib keluarga dibandingkan punya anak laki-laki
yang dibilang bujang lapuk”. (hal. 142).
Berbekal prestasi
sebagai juara dalam Sayembara Novelette Nyata 2008, dengan predikat Karya
Terpuji, akhirnyaJodoh
Terakhir bertransformasi menjadi sebuah buku. Meskipun
sebenarnya tema yang diusung sudah lumayan usang, (oh, kisah apa lagi yang bisa
digali dari tokoh perawan tua dengan kedua orang tua yang menuntutnya untuk
segera menikah?). Tapi tentu saja, seusang apapun tema maupun tokohnya
tidak akan bisa menjadi pemenang jika tidak memiliki keunikan serta kelebihan
dalam pengemasannya. Yang bisa dilakukan tentu saja mengolah cerita tersebut
bagaimana bisa enak dinikmati.
Bila Anda pernah menonton
semacam FTV edisi Bali atau Jogja, barangkali kisah Jodoh Terakhir ini,
sangat layak untuk dibuat versi FTV-nya edisi Madiun. Tokoh utama
ceritanya, adalah seorang perempuan lajang 40 tahun bernama Neyna.
Tinggal di kota kecil seperti Madiun, tak menyurutkan tekadnya untuk tetap
melanjutkan hidup meskipun sudah didera kisah cinta yang kandas hingga masih
melajang di usia kepala empat. Sebagai perempuan modern, Neyna tidak terlalu
merisaukan akan statusnya. Namun kedua orang tuanya sangat merisaukan kondisi
Neyna yang tak kunjung menemukan pasangan hidupnya.
Orang tua Neyna akhirnya
menerima lamaran seseorang yang dirahasiakann identitasnya kepada Neyna dan
memberikan pilihan padanya: mau nikah seminggu lagi atau hengkang dari rumah,
bahkan tidak lagi diakui anak jika menolaknya?
Sebuah pilihan yang
benar-benar sulit untuk Neyna yang memiliki watak mandiri dan keras kepala,
meskipun Neyna sendiri agak merasa curiga kenapa orang tuanya “begitu
percaya” dengan orang yang melamar tersebut adalah yang paling cocok dan akan
mampu membahagiakannya. Terlebih ayahnya bilang orang tersebut sudah dikenal
dan mengenal mereka dengan baik, tapi mengapa harus dirahasiakan segala?
Dalam konflik pribadinya,
Neyna pernah mengalami kisah cinta yang kandas ditengah jalan, saat SMA pernah menjalin
kisah bersama Deni tetangganya, namun Deni meninggalkannya karena menikahi
wanita lain dan berikutnya dengan Bram, rekan sekerjanya yang kandas juga
karena berbeda keyakinan setelah menjalin hubungan beberapa tahun. Saat ini, di
sela-sela kesibukan mengurus persewaan buku miliknya, Neyna berteman dekat
dengan Damar, adik dari Deni mantan pacar SMA-nya.
Yang aneh, saat Neyna
sedang dirundung masalah karena harus menentukan pilihan untuk menerima
pernikahan yang diatur orang tuanya, Damar justru seperti menghilang, dan
ketika bertemu malah mengatakan untuk tidak sering-sering bertemu lagi, karena
Damar akan mempersiapkan pernikahannya.
Hidup Neyna seperti sedang
dihempaskan, setelah diberikan pilihan sulit oleh orang tuanya, teman
terdekatnya justru meninggalkannya saat Neyna benar-benar membutuhkan dukungan
dan pendapatnya. Akankah Neyna menerima permintaan orangtuanya? Lalu siapa
sebenarnya laki-laki yang dijodohkan untuknya?
Kaver
Mengenal Netty pertama kali
lewat karya konyolnya yang memenangkan lomba cerita konyol di GPU dengan
judul The
Kolor of My Life. Dalam Jodoh Terakhir ini pun, Netty masih
menyelipkan cara bercerita yang cukup kocak, dan hampir sama dengan buku
terdahulunya, setting cerita bukanlah kota besar dengan perhiasan mal-mal dan
tempat clubbing akan tetapi kota kecil; Madiun.
Kelebihan dari pilihan
Netty, adalah kisahnya yang selalu down
to earth, berhubung yang diusung adalah warga Jawa, tak luput
komentar dan celetukan-celetukan yang muncul adalah kebanyakan bahasa Jawa.
Netty bercerita dengan sangat lancar dan lugas, tentang pendapat-pendapat
sebagai wanita lajang, tentang apa yang dirasakannya dalam bersosialisasi
dengan masyarakat. Awalnya, ada sedikit kecurigaan tentang “muatan” feminisme
dalam novel ini namun ternyata hal tersebut bukanlah tujuan pesan yang ingin
disampaikan oleh Netty. Buku ini lebih banyak berbicara justru hubungan antara
anak perempuan dan orang tuanya. Bagaimanapun, sekeras apapun, anak tetap harus
menghormati pendapat orang tuanya yang baik. Bukan menolak membabi buta tanpa
pertimbangan. Segala masalah tentu akan memiliki titik temu dan solusi jika
dibicarakan dan ditelaah dengan baik.
Sayangnya, kisah yang begitu
menyentuh dan cukup membuat tertawa sekaligus terharu ini, tidak didukung oleh
kaver yang menarik. Isi buku memang titik tumpu utama akan tetapi bukankah akan
lebih baik jika “diklambeni” (diberi baju , dalam bahasa jawa), dengan
yang menarik akan lebih baik? Buku Jodoh
Terakhir, kavernya terkesan kuno dan kurang diexplore.
Entahlah, saya juga kurang
menyukai kaver buku pertama Netty yang The Kolor of My Life, menurut saya kaver-kaver
buku Netty kurang mendapat perhatian lebih supaya lebih menarik. Konon don’t judge a book by its cover,
tapiii…sebuah buku, bukankah yang pertama kali dilihat itu adalah covernya?
Namun terlepas dari
semuanya, saya sangat menyukai kisah ini, cara bercerita Netty yang begitu
lepas dan lugas terutama humor-humornya yang gak garing, btw..ssstt…saya sempet
nangis loh, pada bagian Damar membuatkan teh untuk Neyna, so touching..:)
Identifikasi buku " Jodoh Terakhir " :
judul buku : Jodoh Terakhir
nomor produk : 14402
penerbit : Gramedia
pengarang : Netty Virgiantini
harga : Rp.30.000,-
tanggal terbit : 15 Juli 2010
dimensi buku : 13,5 x 20 cm
tebal : 192 halaman
cover : soft cover
ISBN :978-979-22-5969-8
kategori : fiksi dan sastra / novel / metro pop
sumber :
Thank you for nice information, Visit Us:
BalasHapusHere