1.
Standalone (one-tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan
dilakukan pada mainframe. Kode aplikasi, data dan semua komponen sistem
ditempatkan dan dijalankan pada host. Seperti terlihat pada gambar 1.1.
Walaupun komputer client dipakai untuk mengakses mainframe, tidak ada
pemrosesan yang terjadi pada mesin ini, dan karena mereka “dump-client” atau
“dump-terminal”. Tipe model ini, dimana semua pemrosesan terjadi secara
terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas dapat dilihat kesalahan pada
model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis host: Pertama, semua
pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal, sehingga semakin banyak user yang
mengakses host, semakin kewalahan jadinya. Jika sebuah perusahaan memiliki
beberapa kantor pusat, user yang dapat mengakses mainframe adalah yang
berlokasi pada tempat itu, membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang
ada.
Pada saat itu jaringan sudah ada namun masih dalam tahap bayi, dan umumnya
digunakan untuk menghubungkan terminal dump dan mainframe. Internet baru saja
dikembangkan oleh pemerintah US dan pada saat itu dikenal sebagai ARPANET.
Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe dan jaringan telah mulai
dihapus.
2. Client/Server (two-tier)
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada
client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan
banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan,
seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi ditempatkan pada komputer client
dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client
mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke
client-nya.
Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk
bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan
komunikasi dengan server database. Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client
adalah :
·
Antarmuka pengguna
·
Interaksi database
·
Pengambilan dan modifikasi data
·
Sejumlah aturan bisnis
·
Penanganan kesalahan
Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan,
dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam sistem client/server,
sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server
database manangani :
·
Manajemen data
·
Keamanan
·
Query, trigger, prosedur tersimpan
·
Penangan kesalahan
Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi
beban pemrosesan dari komputer sentral ke komputer client. Ini berarti semakin
banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak
akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi dapat
mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun
masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas
tertentu, kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar
aplikasi. Model client/server memiliki sejumlah
keterbatasan :
·
Kurangnya skalabilitas
·
Koneksi database dijaga
·
Tidak ada keterbaharuan kode
·
Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki kekurangan pada
skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu
kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user tambahan yang mengakses aplikasi
tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur daripada model berbasis
host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model
client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin
banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi
menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing client tambahan
diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa
didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan executable monolitik
pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode sumber sulit. Penyusunan
ulang perubahan itu ke semua komputer client juga membuat sakit kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan
oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan model yang
layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah
user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan pengembangan
aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik bagi
perusahaan.
Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus
pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan
berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat biaya.
3. Three-Tier / Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan
pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam
tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga
dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
·
Layanan presentasi (tingkat client)
·
Layanan bisnis (tingkat menengah)
·
Layanan data (tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin
client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam
tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan
dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri, seperti pada gambar 1.3
Konsep model three-tier adalah model
yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi aplikasi mendapatkan
skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar