1. Latar Belakang
Sarjana kompeten harus membunyai banyak skill, salah satunya adalah Softskill. jadi, Apa itu Softskill? ya, itu Merupakan pertanyaan yang cukup sederhana, namun tahukah anda arti softskill itu sendiri? disini saya akan menjelaskan sedikit pengertian dari Softksill . Softskills ‘berbeda’ dengan hardskills yang menekankan kepada IQ, artinya penguasaan ilmu pengetahuan, teknolgi dan ketrampilan teknis yang berhugungan dengan bidang ilmunya.
2. Definisi SoftskiiL
Softskills adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Intelligence Quotient) seseorang, yang dapat dikatagorikan /klusterkan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur bahasa, kebiasan, keramahan, optimasi.
Contoh Softskills:
- Kejujuran
- Tanggung Jawab
- Berlaku adil
- Kemampuan bekerja sama
- Kemampuan beradaptasi
- Toleran, Dsb…
Katagori Softskills:
Intra-personal skill : keterampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri untuk pengembangan kerja secara optimal.
Contoh Intra-Personal Skills:
• Manajemen waktu
• Manajemen stress
• Manajemen perubahan
• Karakter transformasi
• Berpikir kreatif
• Memiliki acuan tujuan positif
• Teknik belajar cepat, dsb
Inter-personal skill : ketrampilan seseorang dalam hubungan dengan orang lain untuk pengembangan kerja secara optimal.
Contoh Inter-Personal Skills:
• Kemampuan memotivasi
• Kemampuan memimpin
• Kemampuan negosiasi
• Kemampuan presentasi
• Kemampuan komunikasi
• Kemapuan membuat relasi
• Kemampuan bicara di muka umum, dsb
Sarjana Kompeten harus:
Memiliki Hardskills: Knowledge, Skill
Memiliki Softskills: Intra-Personal, Inter-Personal
Menurut Ramdhani, softskill sering disbut keterampilan lunak, yaitu keterampilan yang digunakan dalam berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain. Secara garis besarketerampilan ini dapat dikelompokkan ke dalam :
1. Process Skills
2. Social Skills
3. Generic Skills
Contoh dari keterampilan-keterampilan yang dimasukkan dalam kategori soft skills adalah integritas, inisiatif, motivasi, etika, kerjasama dalam tim, kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkan, tangguh, fleksibel, komunikasi lisan, jujur, berargumen logis, dan lainnya. Keterampilan-keterampilan
Penulis buku-buku serial manajemen diri, Aribowo, membagi soft skills atau people skills menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam ”mengatur” diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum seseorang mulai berhubungan dengan orang lain. Adapun Interpersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Dua jenis keterampilan tersebut dirinci sebagai berikut:
Intrapersonal Skill
• Transforming Character
• Transforming Beliefs
• Change management
• Stress management
• Time management
• Creative thinking processes
• Goal setting & life purpose
• Accelerated learning techniques
Interpersonal Skill
• Communication skills
• Relationship building
• Motivation skills
• Leadership skills
• Self-marketing skills
• Negotiation skills
• Presentation skills
• Public speaking skills
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa softskill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Semua profesi membutuhkan softskill.
DEFINISI SOFTSKILL
Softskills adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Intelligence Quotient) seseorang, yang dapat dikatagorikan /klusterkan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur bahasa, kebiasan, keramahan, optimasi.
Softskills adalah ‘berbeda’ dengan hardskills yang menekankan kepada IQ, artinya penguasaan ilmu pengetahuan, teknolgi dan ketrampilan teknis yang berhugungan dengan bidang ilmunya.
Softskills adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Atribut softskills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.
Atau softskills bisa dapat diartikan sebagai bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir. Bakat yang dipunya bias di baling sangat luar biasa dan bakat itu bias dikategorikan sebagai hobby.misalnya bermain sepak bola,gitar,dll.
Jadi menurut saya softskill itu bakat yang sudah ada sejak lahir yang sangat luar biasa dan bakat itu akan muncul apabila seseorang telah menemukan jati dirinya masing-masing.
Karena Softskills itu sendiri akan lahir apabila seseorang memiliki motivasi yang besar untuk berubah lebih baik dari sebelumnya. Soft Skill sendiri sangat berkaitan dengan suatu ketrampilan yang harus seimbang. Contohnya seorang beladiri tidak hanya melatih skillnya namun dia juga harus melatih mental dan pikiran, lalu semua itu disatukan baru bisa mendapatkan kesempurnaan dalam berlatih. Istilah ketrampilan soft skil ialah istilah yang mengacu pada kepribadian seseorang yang di asa dari dalam lalu di lengkapi pula dengan ketrampilan Hard Skill.
Katagori Softskills:
Intra-personal skill : ketrampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri untuk pengembangan kerja secara optimal.
Contoh Intra-Personal Skills:
• Manajemen waktu
• Manajemen stress
• Manajemen perubahan
• Karakter transformasi
• Berpikir kreatif
• Memiliki acuan tujuan positif
• Teknik belajar cepat, dsb
Inter-personal skill : ketrampilanseseorang dalam hubungan dengan orang lain untuk pengembangan kerja secara optimal
Contoh Inter-Personal Skills:
• Kemampuan memotivasi
• Kemampuan memimpin
• Kemampuan negosiasi
• Kemampuan presentasi
• Kemampuan komunikasi
• Kemapuan membuat relasi
• Kemampuan bicara di muka umum, dsb.
Menurut “Berthal dalam Illah Seulah (2008)” softskill dapat diartikan sebagai “personal dan interpersonal behaviours that developand maximize human performance( eg,coaching team building, decision making, initative) Softskill don’t include technical skill,such as financial,computer and assembly skill, sedangkan menurut Owen dan Schatzberg “softskill” adalah mereka yang terbuka menerima bimbingan, mampu bekeerja sama dalam lingkungan yang beragam dan mampu meresolusikan konfilk. Selain itu soft skill adalah dapat berkomunikasi ,kejujuran dan kerja sama, motivasi, kemampuan beradaptasi, komponen interpersonal lainnya.
Soft skills adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana seseorang
berinteraksi dengan orang lain, yang memuat komunikasi efektif, berpikir kreatif dan
kritis, membangun tim, serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu.
Tujuan dari pelatihan soft skills adalah memberikan kesempatan kepada individu untuk untuk
mempelajari perilaku baru dan meningkatkan hubungan antar pribadi dengan orang lain. Soft
skills memiliki banyak manfaat, misalnya pengembangan karir serta etika profesional. Dari
sisi organisasional, soft skills memberikan dampak terhadap kualitas manajemen secara total,
efektivitas institusional dan sinergi inovasi. Esensi soft skills adalah kesempatan. Lulusan
memerlukan soft skills untuk membuka dan memanfaatkan kesempatan.
Dari pengertian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa softskill adalah keterampilan lunak yang merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja siswa (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan dll ),yang merupakan modal dasar siswa untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing dalam berinteraksi dengan sesama siswa ,dengan guru, pihak kepala sekolah dan pihak lain yang terkait di sekolah, maupun dalam lingkungan keluarga, masyarakat serta dalam lingkungan kehidupannya sehari-hari.
3. Atribut Softskill
Pada dasarnya atribut softskill sebenarnya sudah dimiliki oleh setiap siswa akan tetapi dengan kadar yang berbeda-beda yang dapat dikembangkan menjadi karakter seseorang yang harus diasah dan di praktekkan oleh setiap individu baik melalui pembelajaran dengan segala aktifitas.
Terdapat beberapa kategori softskill antara lain:
Integritas inisiatif , motivasi, etika,kerja sama dalam tim, kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkaaan, tangguh, fleksibel, komunikasi lisan, jujur, berargumen logis, manajemen waktu, mandiri, dapat mengatasi stress, kemampuan analitik, kreatif, dapat meringkas, dapat menyelesaikan konflik, berkoperasi, bersemangat.
Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Penulis buku-buku serial manajemen diri, Aribowo, membagi soft skills atau people skills menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam ”mengatur” diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum seseorang mulai berhubungan dengan orang lain. Adapun Interpersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Dua jenis keterampilan tersebut dirinci sebagai berikut: Intrapersonal Skill • Transforming Character • Transforming Beliefs • Change management • Stress management • Time management • Creative thinking processes • Goal setting & life purpose • Accelerated learning techniques Interpersonal Skill • Communication skills • Relationship building • Motivation skills • Leadership skills • Self-marketing skills • Negotiation skills • Presentation skills • Public speaking skills Dari deskripsi diatas maka dapat ditarik kesimpulan ; Hard skill adalah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Sedangkan soft skill adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Semua profesi membutuhkan keahlian (hard skill) tertentu dan juga memerlukan soft skill.
D.SOFT SKILL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
Softskill dalam pembelajaran biologi juga mempunyai peranan yang sangat penting untuk menghasilkan sikap siswa antara lain : sikap sopan, disiplin, keteguhan hati, bersemangat, motivasi, kemampuan bekerja sama, dan mau membantu orang lain, kreatif dll. Dalam mengimplementasikan softskill factor yang berpengaruh adalah guru biologi, dimana guru biologi akan bisa menjadi contoh teladan yang baik,proses integrasinyadapat berlangsung ketika guru biologi memberikan materi pembelajaran biologi SMA, berupa penanaman sikap jujur, kemampuan berkomunikasi, dan komitmen serta etika yang pada perencanaannya melibatkan guru, siswa, alumni, dan dunia kerja untuk dapat mengidentifikasi pengembangan softskill yang relevan.
Konsep soft skills merupakan istilah sosiologis yang merepresentasikan pengembangan dari kecerdasan emosional seorang yang merupakan kumpulan karakter kepribadian, kepekaan sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain. Soft skills melengkapi hard skills, dimana hard skills merupakan representasi dari potensi IQ seseorang terkait dengan persyaratan teknis pekerjaan dan beberapa kegiatan lainnya (Djoko Hari Nugroho, 2009). Domain hard skills adalah learning to know and learning to do, sedangkan soft skills domainnya adalah learning to be and learning to life together. Meskipun soft skills hanya pelengkap bagi hard skills namun sangat berperan dalam kesuksesan seseorang. Penelitian di Harvard University membuktikan bahwa soft skills menyumbang 80% atas kesuksesan seseorang. Sayangnya sumbangan yang besar atas kesuksesan seseorang ini sering terlupakan, pendidikan kita justru mengejar kecerdasan intelektual yang sejatinya hanya berperan 20% dalam menentukan keberhasilan seseorang.
Guru biologi harus menata ulang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan menggali Unsur soft skills yang harus dicari dalam materi pelajaran yang diajarkan. Kemudian secara eksplisit harus ditulis dalam RPP, termasuk di dalamnya bagaiamana mempraktikkan soft skills tersebut di kelas, sehingga siswa memiliki kemampuan softskill setelah siswa menerima pelajaran biologi pada materi tertentu. Melihat keberadaan soft skill yang sangat berperan perlu dibuat rancangan pembelajaran yang sesuai kebutuhan. Rancangan yang dimaksud tentu melibatlan berbagai metode kooperatif, investigatif dan experimental. Metode kooperatif dapat mengasah anak berfikir dan bertindak kooperatif. Dimana siswa dengan siswa, siswa dengan guru saling memberi dan menerima ketrampilan kognisi (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik. Metode investigasi diperlukan untuk menggali permasalahan lebih dalam dan akhirnya untuk dipecahkan secara bersama. Pemecahan akan dilakukan melalui serangkaian tahap penelitian experimental. Rancangan pembelajaran yang dibuat mesti diarahkan pada siswa untuk dapat menampilkan life skill (keterampilan hidup) potensi diri nya.
Persoalan hidup anak didik perlu diinventarisir dan selanjutnya dirancang, diolah melalui serangkaian pembelajaran sehingga ada kesesuaian antara kebutuhan dan pendidikan yang dijalaninya. Upaya pembenahan kurikulum, inovasi pembelajaran guru, diharapkan ada keselarasan (matching) antara teori dan praktek pengalaman belajar siswa.
Pengembangan soft skill memiliki 3 hal penting:
1. Hard work (kerja keras). Untuk memaksimalkan suatu tugas biologi tentu butuh upaya kerja keras dari diri sendiri maupun lingkungan. Hanya dengan kerja keras,siswa akan mampu mengubah garis hidupnya sendiri. Melaui pendidikan yang terencana, terarah dan didukung pengalaman belajar, siswa akan memiliki daya tahan dan semangat hidup bekerja keras. Etos kerja keras perlu dikenalkan sejak dini di sekolah melalui berbagai kegiatan intra ataupun ekstrakurikuler di sekolah. Siswa dengan tantangan ke depan yang lebih berat tentu harus mempersiapkan diri sedini mungkin melalui pelatihan melakukan kerja praktik sendiri ataupun kelompok.
2. kemandirian. Ciri siswa mandiri adalah responsif, percaya diri dan berinisiatif. Responsif berarti siswa tanggap terhadap persoalan diri dan lingkungan. Sebagai contoh bagaimana siswa tanggap terhadap krisis global warming dengan kampanye hijaukan sekolahku dan gerakan bersepeda tanpa motor. Menjaga kepercayaan diri seorang siswa untuk memaksimalkan potensi siswa harus sinergis dengan kerja kerasnya. Ini berarti bahwa kerja keras yang dilakukan akan memupuk rasa percaya diri anak. Kemandirian ditunjukkan juga dari inisiatif anak. Inisiatif kerja sendiri menampilkan usaha lebih maksimal dibanding dengan kerja karena dorongan orang lain, apalagi ditambah ide kreatif serta inovatif.
3. kerja sama tim. Keberhasilan adalah buah kebersamaan. Keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok adalah pola klasik yang masih relevan untuk menampilkan karakter ini. Pola pelatihan outbond yang sekarang marak diselenggarakan merupa-kan pola peniruan karakter ini. Dalam pembelajaran biologi hal ini selalu dapat diterapkan ketika sedang beraktifitas di labortorium ketika mengadakan kegiatan praktikum.
Dibawah ini akan saya buat salah satu contoh Implementasi softskill pada KTSP dalam pembelajaran Biologi SMA pada materi pelajaran Bioteknologi.
Kompetensi Dasar
Melaporkan hasil kajian literatur mengenai bioteknologi dan peranan ilmu lain yang mendukung berkembangnya ilmu bioteknologi
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
• Bioteknologi
- Pengertian bioteknologi • Menjelaskan pengertian dan manfaat bioteknologi
• Menceritakan tentang bioteknologi konvensional dan modern serta contoh-contoh produknya
• Menyajikan laporan dari informasi yang diperoleh mengenai bioteknologi
• Menjelaskan peran bioteknologi dalam ilmu kedokteran
• Mendiskusikan aplikasi bioteknologi untuk masa depan
• Menjelaskan peran mikroorganisme dalam produksi obat (antibiotik), hama, mengatasi pencemaran lingkungan, dan pengendalian hama
- Rekayasa genetika • Menjelaskan pengertian rekayasa genetika
• Menjelaskan proses penyisipan gen dalam usaha mendapatkan galur baru
• Menjelaskan bahaya yang mungkin timbul dari rekayasa genetika
• Menceritakan peranan ilmu genetika, biokimia dan mikrobiologi dalam bioteknologi
• Menjelaskan keuntungan dan kerugian rekayasa genetika
• Menjelaskan peranan mikroorganisme dalam produksi dan peningkatan mutu pangan
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
• Mendiskusikan peran bioteknologi dalam pembuatan makanan
• Menjelaskan pembuatan vaksin dan antibodi secara bioteknologi
• Menjelaskan tentang kultur jaringan dan transplantasi organ
Dalam memberikan materi pelajaran bioteknogi guru hanya berfungsi sebagai fasilitator. Pada saat pembelajaran guru bisa menugaskan siswa untuk mengobsevasi makanan yang berhubungan dengan kemajuan dalam bioteknologi ,mengetahui proses pembuatannya, membuat makanan misalnya pembuatan tapai, secara berkelompok tidak boleh sama antara kelompok yang lainyang di kerjakan di laboratorium, dengan konsekuensi apabila ada satu kelompok yang tidak membawa bahan maka kegiatan praktikum tidak akan dilakukan , setelah dipraktikumkan, diamati, di buat laporan perindividu, kemudian laporan kelompok yang akan di presentasikan di muka kelas.
Dari kegiatan praktikum diatas yang hanya merupakan bagian dari satu materi pokok secara langsung sudah dapat dikembangkan beberapa softskill antara lain :kesopanan, disiplin, kemampuan kerja sama, membantu orang lain, menyelesaikan konflik dll.
Soft skill akan dicerminkan melalui perilaku seseorang yang memiliki kepribadian, Perilaku tersebut akan muncul bila dibina dan diasah melalui pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship). Dalam pembelajaran biologi, materi pendidikan ini banyak dijumpai untuk dikembangkan.
Sebagai contoh masalah kelangkaan pupuk yang dapat dipecahkan melalui usaha mandiri/kelompok kerja tani (pokja tani) pembuatan pupuk kompos. Tentu banyak tantangan dan hambatan dalam pelatihan yang membuat perilaku siswa lebih matang dan dewasa.
Masalah kelangkaan energi BBM yang menghadang rakyat kecil dapat ditepis melalui upaya pembuatan energi alternatif gas bio dari limbah cair kotoran ternak.
Sementara masalah mal nutrisi atau kurang gizi diatasi dengan pelatihan budidaya ternak lele, budidaya berkebun dll. Pembelajaran bermakna bagi siswa biasanya akan lebih cepat diserap dan dipahami oleh siswa. Upaya kewirausahaan di atas tentu bukan masalah ringan yang dapat dipecahkan oleh guru biologi semata, namun paling tidak akan memberi arah dan dorongan untuk mengambil inisiatif pemecahan masalah yang dihadapi.
Melihat keberadaan soft skill yang sangat berperan perlu dibuat rancangan pembelajaran yang sesuai kebutuhan. Rancangan yang dimaksud akan melibatkan berbagai metode kooperatif, investigatif dan experimental. Metode kooperatif dapat mengasah anak berfikir dan bertindak kooperatif. Dimana siswa dengan siswa, siswa dengan guru saling memberi dan menerima ketrampilan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik. Metode investigasi diperlukan untuk menggali permasalahan lebih dalam dan akhirnya untuk dipecahkan secara bersama. Pemecahan akan dilakukan melalui serangkaian tahap penelitian experimental. Rancangan pembelajaran yang dibuat mesti diarahkan pada siswa untuk dapat menampilkan life skill (keterampilan hidup) potensi diri nya.
Persoalan hidup anak didik perlu diinventarisir dan selanjutnya dirancang, diolah melalui serangkaian pembelajaran sehingga ada kesesuaian antara kebutuhan dan pendidikan yang dijalaninya. Upaya pembenahan kurikulum, inovasi pembelajaran guru, diharapkan ada keselarasan (matching) antara teori dan praktek pengalaman belajar siswa.
4. Kesimpulan
Softskill adalah keterampilan lunak yang merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja siswa (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan dll ),yang merupakan modal dasar siswa untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing dalam berinteraksi dengan sesama siswa ,dengan guru, pihak kepala sekolah dan pihak lain yang terkait di sekolah, maupun dalam lingkungan keluarga, masyarakat serta dalam lingkungan kehidupannya sehari-hari.
- Atribut softskill antara lain :Integritas inisiatif , motivasi, etika,kerja sama dalam tim, kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkaaan, tangguh, fleksibel, komunikasi lisan, jujur, berargumen logis, manajemen waktu, mandiri, dapat mengatasi stress, kemampuan analitik, kreatif, dapat meringkas, dapat menyelesaikan konflik, berkoperasi, bersemangat.
Menurut “Berthal dalam Illah Seulah (2008)” softskill dapat diartikan sebagai “personal dan interpersonal behaviours that developand maximize human performance( eg,coaching team building, decision making, initative) Softskill don’t include technical skill,such as financial,computer and assembly skill, sedangkan menurut Owen dan Schatzberg “softskill” adalah mereka yang terbuka menerima bimbingan, mampu bekeerja sama dalam lingkungan yang beragam dan mampu meresolusikan konfilk. Selain itu soft skill adalah dapat berkomunikasi ,kejujuran dan kerja sama, motivasi, kemampuan beradaptasi, komponen interpersonal lainnya.
Soft skills adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana seseorang
berinteraksi dengan orang lain, yang memuat komunikasi efektif, berpikir kreatif dan
kritis, membangun tim, serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu.
Tujuan dari pelatihan soft skills adalah memberikan kesempatan kepada individu untuk untuk
mempelajari perilaku baru dan meningkatkan hubungan antar pribadi dengan orang lain. Soft
skills memiliki banyak manfaat, misalnya pengembangan karir serta etika profesional. Dari
sisi organisasional, soft skills memberikan dampak terhadap kualitas manajemen secara total,
efektivitas institusional dan sinergi inovasi. Esensi soft skills adalah kesempatan. Lulusan
memerlukan soft skills untuk membuka dan memanfaatkan kesempatan.
Dari pengertian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa softskill adalah keterampilan lunak yang merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja siswa (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan dll ),yang merupakan modal dasar siswa untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing dalam berinteraksi dengan sesama siswa ,dengan guru, pihak kepala sekolah dan pihak lain yang terkait di sekolah, maupun dalam lingkungan keluarga, masyarakat serta dalam lingkungan kehidupannya sehari-hari.
3. Atribut Softskill
Pada dasarnya atribut softskill sebenarnya sudah dimiliki oleh setiap siswa akan tetapi dengan kadar yang berbeda-beda yang dapat dikembangkan menjadi karakter seseorang yang harus diasah dan di praktekkan oleh setiap individu baik melalui pembelajaran dengan segala aktifitas.
Terdapat beberapa kategori softskill antara lain:
Integritas inisiatif , motivasi, etika,kerja sama dalam tim, kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkaaan, tangguh, fleksibel, komunikasi lisan, jujur, berargumen logis, manajemen waktu, mandiri, dapat mengatasi stress, kemampuan analitik, kreatif, dapat meringkas, dapat menyelesaikan konflik, berkoperasi, bersemangat.
Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Penulis buku-buku serial manajemen diri, Aribowo, membagi soft skills atau people skills menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam ”mengatur” diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum seseorang mulai berhubungan dengan orang lain. Adapun Interpersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Dua jenis keterampilan tersebut dirinci sebagai berikut: Intrapersonal Skill • Transforming Character • Transforming Beliefs • Change management • Stress management • Time management • Creative thinking processes • Goal setting & life purpose • Accelerated learning techniques Interpersonal Skill • Communication skills • Relationship building • Motivation skills • Leadership skills • Self-marketing skills • Negotiation skills • Presentation skills • Public speaking skills Dari deskripsi diatas maka dapat ditarik kesimpulan ; Hard skill adalah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Sedangkan soft skill adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Semua profesi membutuhkan keahlian (hard skill) tertentu dan juga memerlukan soft skill.
D.SOFT SKILL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
Softskill dalam pembelajaran biologi juga mempunyai peranan yang sangat penting untuk menghasilkan sikap siswa antara lain : sikap sopan, disiplin, keteguhan hati, bersemangat, motivasi, kemampuan bekerja sama, dan mau membantu orang lain, kreatif dll. Dalam mengimplementasikan softskill factor yang berpengaruh adalah guru biologi, dimana guru biologi akan bisa menjadi contoh teladan yang baik,proses integrasinyadapat berlangsung ketika guru biologi memberikan materi pembelajaran biologi SMA, berupa penanaman sikap jujur, kemampuan berkomunikasi, dan komitmen serta etika yang pada perencanaannya melibatkan guru, siswa, alumni, dan dunia kerja untuk dapat mengidentifikasi pengembangan softskill yang relevan.
Konsep soft skills merupakan istilah sosiologis yang merepresentasikan pengembangan dari kecerdasan emosional seorang yang merupakan kumpulan karakter kepribadian, kepekaan sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain. Soft skills melengkapi hard skills, dimana hard skills merupakan representasi dari potensi IQ seseorang terkait dengan persyaratan teknis pekerjaan dan beberapa kegiatan lainnya (Djoko Hari Nugroho, 2009). Domain hard skills adalah learning to know and learning to do, sedangkan soft skills domainnya adalah learning to be and learning to life together. Meskipun soft skills hanya pelengkap bagi hard skills namun sangat berperan dalam kesuksesan seseorang. Penelitian di Harvard University membuktikan bahwa soft skills menyumbang 80% atas kesuksesan seseorang. Sayangnya sumbangan yang besar atas kesuksesan seseorang ini sering terlupakan, pendidikan kita justru mengejar kecerdasan intelektual yang sejatinya hanya berperan 20% dalam menentukan keberhasilan seseorang.
Guru biologi harus menata ulang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan menggali Unsur soft skills yang harus dicari dalam materi pelajaran yang diajarkan. Kemudian secara eksplisit harus ditulis dalam RPP, termasuk di dalamnya bagaiamana mempraktikkan soft skills tersebut di kelas, sehingga siswa memiliki kemampuan softskill setelah siswa menerima pelajaran biologi pada materi tertentu. Melihat keberadaan soft skill yang sangat berperan perlu dibuat rancangan pembelajaran yang sesuai kebutuhan. Rancangan yang dimaksud tentu melibatlan berbagai metode kooperatif, investigatif dan experimental. Metode kooperatif dapat mengasah anak berfikir dan bertindak kooperatif. Dimana siswa dengan siswa, siswa dengan guru saling memberi dan menerima ketrampilan kognisi (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik. Metode investigasi diperlukan untuk menggali permasalahan lebih dalam dan akhirnya untuk dipecahkan secara bersama. Pemecahan akan dilakukan melalui serangkaian tahap penelitian experimental. Rancangan pembelajaran yang dibuat mesti diarahkan pada siswa untuk dapat menampilkan life skill (keterampilan hidup) potensi diri nya.
Persoalan hidup anak didik perlu diinventarisir dan selanjutnya dirancang, diolah melalui serangkaian pembelajaran sehingga ada kesesuaian antara kebutuhan dan pendidikan yang dijalaninya. Upaya pembenahan kurikulum, inovasi pembelajaran guru, diharapkan ada keselarasan (matching) antara teori dan praktek pengalaman belajar siswa.
Pengembangan soft skill memiliki 3 hal penting:
1. Hard work (kerja keras). Untuk memaksimalkan suatu tugas biologi tentu butuh upaya kerja keras dari diri sendiri maupun lingkungan. Hanya dengan kerja keras,siswa akan mampu mengubah garis hidupnya sendiri. Melaui pendidikan yang terencana, terarah dan didukung pengalaman belajar, siswa akan memiliki daya tahan dan semangat hidup bekerja keras. Etos kerja keras perlu dikenalkan sejak dini di sekolah melalui berbagai kegiatan intra ataupun ekstrakurikuler di sekolah. Siswa dengan tantangan ke depan yang lebih berat tentu harus mempersiapkan diri sedini mungkin melalui pelatihan melakukan kerja praktik sendiri ataupun kelompok.
2. kemandirian. Ciri siswa mandiri adalah responsif, percaya diri dan berinisiatif. Responsif berarti siswa tanggap terhadap persoalan diri dan lingkungan. Sebagai contoh bagaimana siswa tanggap terhadap krisis global warming dengan kampanye hijaukan sekolahku dan gerakan bersepeda tanpa motor. Menjaga kepercayaan diri seorang siswa untuk memaksimalkan potensi siswa harus sinergis dengan kerja kerasnya. Ini berarti bahwa kerja keras yang dilakukan akan memupuk rasa percaya diri anak. Kemandirian ditunjukkan juga dari inisiatif anak. Inisiatif kerja sendiri menampilkan usaha lebih maksimal dibanding dengan kerja karena dorongan orang lain, apalagi ditambah ide kreatif serta inovatif.
3. kerja sama tim. Keberhasilan adalah buah kebersamaan. Keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok adalah pola klasik yang masih relevan untuk menampilkan karakter ini. Pola pelatihan outbond yang sekarang marak diselenggarakan merupa-kan pola peniruan karakter ini. Dalam pembelajaran biologi hal ini selalu dapat diterapkan ketika sedang beraktifitas di labortorium ketika mengadakan kegiatan praktikum.
Dibawah ini akan saya buat salah satu contoh Implementasi softskill pada KTSP dalam pembelajaran Biologi SMA pada materi pelajaran Bioteknologi.
Kompetensi Dasar
Melaporkan hasil kajian literatur mengenai bioteknologi dan peranan ilmu lain yang mendukung berkembangnya ilmu bioteknologi
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
• Bioteknologi
- Pengertian bioteknologi • Menjelaskan pengertian dan manfaat bioteknologi
• Menceritakan tentang bioteknologi konvensional dan modern serta contoh-contoh produknya
• Menyajikan laporan dari informasi yang diperoleh mengenai bioteknologi
• Menjelaskan peran bioteknologi dalam ilmu kedokteran
• Mendiskusikan aplikasi bioteknologi untuk masa depan
• Menjelaskan peran mikroorganisme dalam produksi obat (antibiotik), hama, mengatasi pencemaran lingkungan, dan pengendalian hama
- Rekayasa genetika • Menjelaskan pengertian rekayasa genetika
• Menjelaskan proses penyisipan gen dalam usaha mendapatkan galur baru
• Menjelaskan bahaya yang mungkin timbul dari rekayasa genetika
• Menceritakan peranan ilmu genetika, biokimia dan mikrobiologi dalam bioteknologi
• Menjelaskan keuntungan dan kerugian rekayasa genetika
• Menjelaskan peranan mikroorganisme dalam produksi dan peningkatan mutu pangan
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
• Mendiskusikan peran bioteknologi dalam pembuatan makanan
• Menjelaskan pembuatan vaksin dan antibodi secara bioteknologi
• Menjelaskan tentang kultur jaringan dan transplantasi organ
Dalam memberikan materi pelajaran bioteknogi guru hanya berfungsi sebagai fasilitator. Pada saat pembelajaran guru bisa menugaskan siswa untuk mengobsevasi makanan yang berhubungan dengan kemajuan dalam bioteknologi ,mengetahui proses pembuatannya, membuat makanan misalnya pembuatan tapai, secara berkelompok tidak boleh sama antara kelompok yang lainyang di kerjakan di laboratorium, dengan konsekuensi apabila ada satu kelompok yang tidak membawa bahan maka kegiatan praktikum tidak akan dilakukan , setelah dipraktikumkan, diamati, di buat laporan perindividu, kemudian laporan kelompok yang akan di presentasikan di muka kelas.
Dari kegiatan praktikum diatas yang hanya merupakan bagian dari satu materi pokok secara langsung sudah dapat dikembangkan beberapa softskill antara lain :kesopanan, disiplin, kemampuan kerja sama, membantu orang lain, menyelesaikan konflik dll.
Soft skill akan dicerminkan melalui perilaku seseorang yang memiliki kepribadian, Perilaku tersebut akan muncul bila dibina dan diasah melalui pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship). Dalam pembelajaran biologi, materi pendidikan ini banyak dijumpai untuk dikembangkan.
Sebagai contoh masalah kelangkaan pupuk yang dapat dipecahkan melalui usaha mandiri/kelompok kerja tani (pokja tani) pembuatan pupuk kompos. Tentu banyak tantangan dan hambatan dalam pelatihan yang membuat perilaku siswa lebih matang dan dewasa.
Masalah kelangkaan energi BBM yang menghadang rakyat kecil dapat ditepis melalui upaya pembuatan energi alternatif gas bio dari limbah cair kotoran ternak.
Sementara masalah mal nutrisi atau kurang gizi diatasi dengan pelatihan budidaya ternak lele, budidaya berkebun dll. Pembelajaran bermakna bagi siswa biasanya akan lebih cepat diserap dan dipahami oleh siswa. Upaya kewirausahaan di atas tentu bukan masalah ringan yang dapat dipecahkan oleh guru biologi semata, namun paling tidak akan memberi arah dan dorongan untuk mengambil inisiatif pemecahan masalah yang dihadapi.
Melihat keberadaan soft skill yang sangat berperan perlu dibuat rancangan pembelajaran yang sesuai kebutuhan. Rancangan yang dimaksud akan melibatkan berbagai metode kooperatif, investigatif dan experimental. Metode kooperatif dapat mengasah anak berfikir dan bertindak kooperatif. Dimana siswa dengan siswa, siswa dengan guru saling memberi dan menerima ketrampilan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik. Metode investigasi diperlukan untuk menggali permasalahan lebih dalam dan akhirnya untuk dipecahkan secara bersama. Pemecahan akan dilakukan melalui serangkaian tahap penelitian experimental. Rancangan pembelajaran yang dibuat mesti diarahkan pada siswa untuk dapat menampilkan life skill (keterampilan hidup) potensi diri nya.
Persoalan hidup anak didik perlu diinventarisir dan selanjutnya dirancang, diolah melalui serangkaian pembelajaran sehingga ada kesesuaian antara kebutuhan dan pendidikan yang dijalaninya. Upaya pembenahan kurikulum, inovasi pembelajaran guru, diharapkan ada keselarasan (matching) antara teori dan praktek pengalaman belajar siswa.
4. Kesimpulan
Softskill adalah keterampilan lunak yang merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja siswa (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan dll ),yang merupakan modal dasar siswa untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing dalam berinteraksi dengan sesama siswa ,dengan guru, pihak kepala sekolah dan pihak lain yang terkait di sekolah, maupun dalam lingkungan keluarga, masyarakat serta dalam lingkungan kehidupannya sehari-hari.
- Atribut softskill antara lain :Integritas inisiatif , motivasi, etika,kerja sama dalam tim, kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkaaan, tangguh, fleksibel, komunikasi lisan, jujur, berargumen logis, manajemen waktu, mandiri, dapat mengatasi stress, kemampuan analitik, kreatif, dapat meringkas, dapat menyelesaikan konflik, berkoperasi, bersemangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar